Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

#Tantangan365Gurusiana

Hari ke-147

Episode: PR Sania (60)

~~Ely Herlina~~

Sania berusaha untuk belajar banyak dan cepat tentang perusahaan milik Maminya. Dia ingat apa yang disampaikan Maminya bahwa semua tanggung jawab kelak akan berpindah padanya. Tapi walaupun Sania disibukkan oleh pemikirannya untuk membesarkan perusahaan, Dia juga masih memikirkan kehidupan pribadinya. Sania masih memiliki PR untuk kembali mendekatkan Mami dan Papinya, juga menyadarkan Maminya agar mau kembali bersilaturahmi kepada Ibunya. Sania tahu tugasnya sangat berat, tapi Dia tetap memiliki keyakinan semuanya akan bisa diselesaikan.

Hari ini Sania berniat untuk mengunjungi Eyang Dewi, Sania akan berusaha untuk mengungkapkan kalau Dia adalah cucunya Eyang Dewi walau mungkin secara perlahan. Sania tidak mau memberikan kejutan yang mendadak kepada eyangnya yang sudah tua. Dia akan berusaha masuk ke dalam kehidupan eyangnya secara perlahan…

“ Sayang… nanti pulang kerja aku mau ke rumah eyang, bisa gak menemaniku ke sana?” Kata Sania kepada Pandu di pesawat teleponnya.

“ Aku memang sudah satu minggu ini lagi tidur di rumah eyang saja, sebetulnya sih ingin ngasih tahu sama eyang kalau kamu adalah cucunya, tapi… bingung mau mulai dari mana.”

“ Jangan terlau dipaksakan… santai saja sayang, jangan dadakan juga… takut eyang malah terkejut dan kesehatannya jadi terganggu.”

“ Iya… sebaiknya sih kamu sendiri yang menyampaikannya… dekati dulu hatinya.”

“ Oke deh… sore aku ke sana ya…”

******

Saat Sania memarkirkan mobilnya, Dia melihat Eyang Dewi sedang duduk santai di teras depan. Kali ini Eyang Dewi sudah tidak lagi menghindari Sania, Eyang Dewi sudah mulai menampilkan senyumannya saat Sania turun dari mobilnya.

“ Assalamu’alaikum… Eyang sehat?” Sapa Sania sambil menjulurkan tangannya, untuk mencium tangan Eyang Dewi.

“ Wa’alaikumsalam… Alhamdulillah sehat, kemana saja Sania… sudah lama juga tidak ke sini.”

Sania tidak menduga akan menerima sambutan hangat seperti ini dari Eyang Dewi, hatinya membuncah bahagia…

“ Iya Eyang… maafin Sania ya… di kantor lagi banyak kerjaan.”

“ Ya gak apa-apa kalau lagi sibuk sih, Pandu ada di kamar tuh…”

“ Sania kesini karena kangen sama Eyang… bukan mau ketemu sama Pandu.” Sahut Sania.

Wajah Eyang Dewi langsung sumringah, sejujurnya Dia juga mulai merasakan sayang terhadap Sania. Menurutnya Sania gadis yang baik, walaupun sejak awal bertemu dengannya, Dia merasa tidak menerimanya dengan baik, tapi Sania tidak pernah merasa sakit hati. Sania selalu memperlakukannya dengan hornat dan penuh kasih sayang. Ternyata tampilan fisik Sania yang seperti orang bule, tidak membuatnya berbeda dengan gadis-gadis Indonesia yang lain, tetap santun dan hormat kepada orang tua. Eyang Dewi malah melihat Sania sebagai seorang gadis yang istimewa. Entah kenapa Eyang Dewi juga semakin lama merasa Sania semakin mirip dengan Laras anaknya.

“ Eyang hari ini mau dimasakin apa? Biar Sania yang masak ya Eyang…”

“ Jangan… biar si mbok saja yang masak… lebih baik menemani Eyang di sini.”

“ Oh gitu ya Eyang… bagai mana kalau ngobrolnya di kamar Eyang saja, biar bisa sambil dipijit Eyang…”

“ Wah, kalau itu Eyang gak akan menolaknya…” sahut Eyang sambil tersenyum lebar.

Eyang banyak bercerita tentang masa kecil Pandu, sedang Sania lebih banyak menjadi pendengar, tangannya dengan cekatan memijat seluruh tubuh Eyang Dewi. Tiba-tiba Pandu masuk ke dalam kamar…

“ Wah…wah… Eyang sampai mau ketiduran begitu saking enaknya dipijit kamu sayang…”

“ Koq tahu sih akua da di sini…”

“ Si mbok tadi yang bilang, katanya ada kamu di sini… koq gak ngomong-ngomong sih kalau sudah sampai ke sini?”

“ Sania bilang kangen sama Eyang, bukan mau ketemu sama kamu katanya…” Sahut Eyang Dewi sambil tertawa.

“ Waduh… aku gak dianggap nih, tega nian…”

“ Iyalah… kan niatnya datang ke sini mau menemui Eyang, kalau sama kamu sih sudah sering ketemu kan?”

“ Betul tuh… sudah sana, biar Sania sama eyang saja… enak juga ngobrol sambil dipijiti Sania.”

“ Ya sudah Pandu ngalah deh…” Sahut Pandu sambil keluar dari kamar Eyang Dewi.

******

Sementara itu Pakde Smith juga tetap berjuang untuk mendapatkan hati Laras atau Bu Dewi. Setiap pagi dikiriminya Bu Dewi seikat mawar merah seperti kebiasaannya dulu saat sedang berpacaran.

“ Bu ini ada kiriman bunga…”

“ Dari siapa?”

“ Kurang tahu Bu… di sini gak ada namanya.”

“ Nanti tolong tanya sama satpam, siapa yang mengirim bunga ini.”

Sania yang melihat Maminya mendapat kiriman bunga langsung menggoda Maminya…

“ Cie..cie Mami dapat kiriman bunga nih… ada penggemar rahasia rupanya…”

“ Ah kamu… gak jelas dari siapa…” Sahut Bu Dewi sambil masuk ke kamarnya, bunga mawar itu juga ikut dibawanya ke dalam kamar.

Sania hanya tersenyum, Dia yakin bunga mawar merah itu kiriman dari Pakde Smith. Di kamarnya Bu Dewi memandangi terus bunga mawar itu, ingatannya seperti kembali pada masa-masa Dia sedang jatuh cinta pada Smith kekasihnya. Seperti sekarang setiap pagi dia selalu mendapatkan siikat bunga mawar merah. Smith yang romantis, telah membuatnya jatuh cinta dan bersedia menikah dengannya walau tanpa restu dari Ibunya. Tidak terasa air matanya bercucuran membasahi pipinya. Rasa rindunya setelah bertahun-tahun tidak bertemu mulai mengusik relung hatinya.

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah eyang sudah sayang sama Sania ...keren Bu

12 Jul
Balas

Alhfulilllah.... Semua berubah.Terima kasih bu nelly...sehat selalu ya...

13 Jul

Ceritanya menarik, Bu. Lanjut.

14 Jul
Balas

Waww...keren kisahnyaaa. Sukses buuu

12 Jul
Balas

Terima kasih cantik...barokallah

12 Jul

Keren tulisannya, Bunda. Salam sukses

13 Jul
Balas

Terima kasih cantik....sukses sll ya

13 Jul

smg happy ending ya bunlanjuut

14 Jul
Balas

Kisahnya sangat menarik, ditunggu kelanjutannya bu Ely.

13 Jul
Balas

Siap bu.... Terima kasih ya sudah hadir di sini...mudah2an sukses sll

13 Jul

Alhamdulillah Terimakasih bu. Ditunggu lanjutannya. Barokallah

13 Jul
Balas

Siap neng.... Terima kasih ya sudah berkunjung d sini...

13 Jul

Aduh senang rasanya sania sudah kembali, sukses selalu bun

12 Jul
Balas

Aamiin yra...Terima kasih ya sdh setia menunggu...barokallah

13 Jul

Perfect

12 Jul
Balas

Terima kasih bu supiati ...sehat sll ya

12 Jul

Alhamdulillah eyang Dewi sudah mulai kasih lampu hijau...

12 Jul
Balas

Rasa sayangnya mulai tumbuh

12 Jul

Mantap...Semoga berakhir bahagia.

12 Jul
Balas

Terima kasih sdh hafir d sini...semoga sehat selalu ya bu Endang

13 Jul

Keren.. ditunggu lanjutannya Bu Ely

13 Jul
Balas

Terima kasih pak

13 Jul

mantab...semoga hapy ending...

12 Jul
Balas

Semoga....terima kasih ya sdh hadir di sini

13 Jul

Lanjut...

13 Jul
Balas

Siap....terima kasih ya...

13 Jul

Alhamdulillah.. sukses selalu bu karya karya nya..

13 Jul
Balas

Terima kasih sdh berkunjung di sini

14 Jul



search

New Post